2.1 Perkembangan Wirausaha di Indonesia
Kewirausahaan di Amerika mengalami
perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang
tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini. Menjadi Entrepreneur merupakan
impian bagi sebagian besar dari penduduk di sana, sebagian beranggapan menjadi
wirausaha adalah jalan menuju kekayaan.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Wacana mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun 90an dengan usungan
program pemerintah yang bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkn Kewirausahaan
(GMNK). Setelah itu, pemerintah mulai giat juga mendorong pertumbuhan
kewirausahaan khususnya melalui program-program yang dibuat oleh kementrian
Koperasi dan UKM.
Belakangan ini, pembahasan mengenai
kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausaha-wirausaha sukses
ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring
langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino,
Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya
membangun bisnis.
Kemajuan Internet dan terbentuknya
komunitas-komunitas wirausaha juga turut memberikan dampak pada perkembangan
kewirausahaan di Indonesia. Komunitas seperti Tangan di Atas (TDA), Indonesia
Young Entrepreneur (IYE), atau komunitas yang terbentuk dari Forum Internet
seperti Kaskus Entrepreneur Corner (EC) serta komunitas wirausaha dengan
industri spesifik misalkan Forum Web Anak Bandung (FOWAB) yang merupakan wadah
kumpul-kumpul pelaku IT.
Peran media dan lembaga-lembaga
terkait pun tak kalah penting. Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan
penghargaan, ekspo, pameran bagi wirausaha membuat topik ini menjadi selalu
hangat sepanjang tahun. Perusahaan Konsultan Manajemen sekelas Earns & Young (EY) misalnya setiap tahun selalu memberikan
penghargaan EY Entrepreneurs of The Year kepada wirausaha yang dinilai berhasil
dalam bidangnya. Ditambah lagi dengan beragam penghargaan lain yang diberikan
baik oleh pemerintah secara langsung memberikan daya ungkit yang terus
mengangkat kemajuan kewirausahaan di Indonesia. (AA).
2.2 Sejarah Wirausaha
Wirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755 Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16,
sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha keci
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausaha. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
2.3 Pengaruh sejarah terhadap kewirausahaan di Indonesia
Sejarah merupakan rekaman jejak
perjalanan hidup manusia pada masa lampau. Pengalaman tersebut mencakup usaha
manusia dalam mengupayakan perubahan dalam hidupnya dari aspek politik ekonomi,
sosial, dan budaya. Pengalaman tersebut menjadi titik tolak dalam membangun kehidupan
masa kini dan merencanakan masa depan.
Dalam perjalanan hidupnya manusia
menemukan nilai sebuah kehidupan. Nilai-nilai berupa ide-ide maupun konsep
kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya
untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang. Dengan kata lain, ada hikmah dalam
suatu kejadian masa lampau untuk menjadi sebuah pelajaran untuk manusia itu
sendiri. Selain itu, sejarah juga dapat memberi implikasi pada kehidupan masa
kini, misalnya pengaruh sejarah terhadap kewirausahaan di Indonesia.
Jumlah wirausaha di Indonesia saat
ini masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Banyak
analisis para ahli yang mengungkapkan penyebab rendahnya jumlah wirausaha,
antara lain karena perilaku orang Indonesia itu sendiri. Masalah mental dan
budaya menjadi faktor utama karena umumnya orang Indonesia tidak mau mengambil
resiko. Hal tersebut berjalan hingga kini.
Bangsa Indonesia terkenal akan
kekayaan alam yang melimpah mendorong imperialisme dan kolonialisme bangsa
Barat, yang pada awalnya hanya berdagang saja. Upaya penjajahan tersebut
meliputi eksploitasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Bentuk
eksploitasi tersebut dialkukan dengan tanam paksa, kerja paksa, monopoli
perdagangan, maupun bentuk yang lainnya.
Rakyat Indonesia pada saat itu
umumnya merupakan kelas bawah dalam status sosial. Rakyat dijadikan sebagai
tenaga kerja paksa dengan gaji murah dan terbiasa dengan penindasan. Kebiasaan
yang seperti ini secara tidak langsung memberi efek psikologis rakyat Indonesia
yang bermental kuli, maksudnya akan bekerja apabila ada perintah.
Sektor pendidikan yang diharapkan
akan membawa perubahan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pendidikan pada masa kolonialisme Belanda difokuskan untuk menyiapkan orang
yang akan dipekerjakan sebagai kaki tangan pemerintah kolonial dan hanya
dinikmati oleh segelintir orang. Setelah menempuh pendidikan mereka akan
menempati posisi strategis untuk melanggengkan pemerintah konial. Hal ini
berpengaruh pada urgensi pendidiakn yang melahirkan manusia yang memiliki
intelektual dan berakhlak mulia mengarah pada bentuk sekulerisme. Ijazah
menjadi sesuatu yang diagungkan untuk mendapat posisi penting dalam masyarakat.
Dengan demikian menerapkan mental priyayi dengan tidak ingin bersusah payah.
Setidaknya itulah implikasi pendidikan masa colonial yang tetap berlangsung
hingga saat ini.
Fakta yang telah dipaparkan di atas
menunjukkan bahwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia membawa pengaruh terhadap kewirausahaan di
Indonesia. Pendidikan menjadi aspek penting dalam pengaruh kewirausahaan. Untuk
mendorong perkembangan kewirausahaan pendidikan patut dijadikan sebagai sarana
pengembangan dengan menanamkan pendidikan kewirausahaan semenjak dini.
2.4 Definisi Wirausaha
Wirausaha
adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung
atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memliki kesiapan mental, baik untuk
menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga wirausaha harus
mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha.
Entrepreneur
dan
entrepreneurship dalam bahasa
Inggris,menurut
Holt (1992), berasal dari bahasa Prancis yakni
dari
entreprendre.The Concise Oxford French Dictionary (1980)
mengartikan
entreprendre sebagai to undertake (menjalankan,
melakukan,
berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to
attempt
(mencoba,
berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata
unternerhmer
yang
diturunkan dari katakerja unternehmen yang berarti
sama
dengan arti entrepreneur (Sukardi, 1991). Dalam bahasa
Indonesia
Kata “wirausaha” merupakan gabungan kata wira (=gagah
berani,perkasa)
dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah
berani
atau perkasa dala8m usaha.
Ide
dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter seorang pakar
strategi
melihat entrepreneur adalah sebuah proses “destruktif yang
kreatif”,
dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada
dihancurkan
dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu
entrepreneuship
berkaitan dengan penemuan, pendayagunaan peluangpeluang
yang
menguntungkan. Dengan kata lain fungsi spesifik dari
entreprenur
adalah inovasi. Inovasi berarti penciptaan nilai sebagai
sumber
keunggulan kompetitif. Tanpa inovasi cara/metode baru tidak
akan
pernah ditemukan. Melalui inovasi, para entrepreneur akan terus
melakukan
ekspansi memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah
pelanggan
meningkatkan penjualan dan laba.
Konsep entrepreneurship
(kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya, entrepreneur adalah
seseorang yang memilii kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki
karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi.
Definisi lain adalah seorang yang ingin bekerja untuk dirinya.
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship)
atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para
ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard
Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga
tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya,
menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein
(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Devinisi entrepreneurship dari
ekonomi Austria “Joseph Schumpeter” menekankan pada inovasi
- · Produk
- · Metode produksi baru
- · Pasar baru
- · Bentuk baru dari organisasi
2.5 Proses dan Tahapan wirausaha
Proses wirausaha
Proses
untuk mengembangkan usaha baru terjadi pada peroses kewirausahaan
(entrepreneurial process), yang melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian
masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus menemukan,
mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan mengatasi kekuatan yang
menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Kekuatan yang menghalangi
terciptanya sesuatu yang baru. Menurut para ahli, proses ini memiliki 4 tahap
yang berbeda antara lain
Seperti : ( hisrich , peters & sheperd , 2008 )
a). Indetifikasi & evaluasi peluang.
Indentifikasi
peluang ( opportunity identification ) & evaluasi adalah ketika seorang pengusaha
memiliki ketajaman melihat kemungkinan pada beberapa kasus, pembentukan
mekanisme yang dapat mengindentifikasikan peluang potensial.
b). Pengembangan rencana bisnis
Rencana
bisnis yang baik adalah penting untuk mengembangkan peluang & menentukan
sumber daya yang di butuhkan, mendapatkan sumber daya tersebut, serta mengelola
usaha baru tersebut dengan sukses.
c). Penerapan sumber daya.
Seorang pengusaha yang mampu
menentukan sumber daya yang di butuhkan untuk memanfaatkan peluang, dengan
penilaian sumber daya yang tengah di miliki, membedakan sumber daya yang
keritis dari sumber daya. Pengusaha juga harus menilai resiko terburuk terkait
dengan sumber daya yang tidak cukup ataupun tidak tepat.
d).
Manajemen perusahaan
Meliputi mengimplementasi gaya dan
struktur manajemen, serta penentuan variable-variable kunci kesuksessan. Sebuah
sistem pengendali harus di tetepkan, sehingga setiap wilayah masalah dapat
segera di identifikasi dan di selesaikan.
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara
umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
a.) Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
b.) Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi
c.) Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d.) Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil
2.6 Karakteristik wirausaha .
Berusaha
tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan d alma , 2008)an
keinginan pengusaha tidak sdikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya
bangkrut. Namun banyak juga wirausahawan yang berhasil untuk beberapa generasi.
Bahkan, banyak pengusaha yang semula hidup sederhana menjadi sukses dengan
ketekunannya keberhasilan atas usaha yang di jalankan memang merupakan harapan
pengusaha. Beberapa karakteristik entrepreneur tersebut kekhasan dalam diri
entrepreneur tersebut ( Alma , 2008 ) yaitu.
a). Percaya diri
Seorang entrepreneur yang sudah
matang jasmani dan rohaninya, tidak bergantung pada orang lain, seorang yang
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif dan kritis.
b).
Berorientasi tugas dan hasil
Seoarang entrepreneur yang memiliki
kebutuhan haus akan prestasi, berorientasi pada laba/ hasil, tekun &
energik / penuh inisiatif.
c).
Pengambil resiko
Seorang
entrepreneur yang mampu mengambil resiko dan suka pada tantangan.
d).
Kepemipinan.
Seorang
entrepreneur yang mampu memimpin bawahan, mampu bergaul dengan orang lain,
cepat menanggapi saran dan kritik
e).
Keorisinilan.
Seorang
entrepreneur yang tidak hanya mengekor pada orang lain, tapi memiliki pendapat
sendiri, ada ide yang orisnil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
f).
Berorientasi ke masa depan.
Seorang
entrepreneur yang selalu memiliki pandangan kedepan, inovatif, berjiwa pemimpin,
pengambil keputusan, sikap tanggap terhadap perubahan, bekerja ekonomis, dan
evisien, visi masa depan, sikap terhadap resiko.
g).
Kreatifitas.
Seorang
entrepreneur memiliki daya kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan hal lain
yang baru untuk berinovasi.
2.7 Ciri, Sifat dan Sikap Wirausaha
Untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki
sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
- Percaya diri
- Berorientasikan tugas dan hasil
- Pengambil risiko
- Kepemimpinan
- Keorisinilan
- Berorientasi ke masa depan
- Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha
adalah:
- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
- Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di
atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat
dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
·
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah
ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina
dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang direncanakanSifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam
alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
·
Komitmen
Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan
dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima
yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan
harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang
wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki
nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga
pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
·
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
·
Kreatif
dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan
baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
·
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat
mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
·
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya..Banyak seorang
calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami
kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan
rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang
ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
2.8 Kelebihan Wirausaha
- Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya
- Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif
- Siap mental untuk menyergap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kesiapan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif
- Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan
- Mempunyai daya penggerak diri yang selalu menimbulkan inisiatif
- Tahu mensyukuri dirinya, sang waktu, dan mensyukuri lingkungannya
- Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah
- Memajukan limngkungannya dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya sendiri.
- Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung, dan membuat anggaran waktu dan uang
- Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan, pengalaman pahit, dan berprihatin
- Menguasai kemampuan menjual, memiliki kepemimpinan, kemampuan memperhitungkan risiko, dan mengamalkan Pancasila
- Mereka berwatak maju dan cerdik serta percaya diri sendiri
- Menyadari arti master plan dan team work serta membiasakan memberi lebih dari apa yang diterima
- Mampu memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya
- Berkepribadian yang menarik, seni berbicara, dan seni bergaul
- Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah
- Memperhatikan kesehatan diri
- Menjauhkan diri dari sifat iri, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir, dan ragur-ragu
- Tunduk dan bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa untuk mendapatkan ridlanya, beriman dan memperhatikan hukum alam, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman
- Tangguh menghadapi persaingan dan patuh membayar pajak.
2.9 Faktor-faktor yang merugikan
wirausaha :
- Orang yang hidup pasif dan menyerah pada keadaan
- Orang yang berjiwa lemah
- Mental rendah diri
- Faktor personalitas
- Kebiasaan yang tidak baik
thanks ya infonya
BalasHapus