Dunia
broadcasting itu ternyata sangat luas dan masih banyak peluang besar yang dapat
diraih. Mengambil jurusan broadcasting itu sebenarnya hanyalah sebagai dasar
atau pengantar kita untuk mengenal dunia broadcasting yang sebenarnya. Nah,
untuk mengatahui bakat atau minat kita dalam berkecimpung di dunia broadcasting
ya kita harus mencoba mencari jobdesk mana yang membuat kita merasa bisa dan
nyaman melakukannya. Tidak ada salah nya mencoba atas sesuatu yang akan membuat
kita sukses di masa depan.
Mengambil
Jurusan Broadcasting pada dasarnya berarti luas, artinya semua bidang yang ada
di dunia broadcasting, kita pelajari satu demi satu tapi proses pembelajaran
nya tidak sedetail ketika belajar di jurusan yang memang fokus pada satu bidang,
karena dunia broadcasting itu memiliki banyak sekali bidang entah itu menjadi
Kameramen, Penulis Naskah, Sutradara/Director, Produser, Reporter/Wartawan,
Lighting man, dan lain-lain pastinya berhubungan dengan Broadcast (siaran). Hal
terpenting ketika dalam belajar yaitu praktek lapangan.
Hari
ini, saya akan membahas 1 bagian kecil atau topik pembahasan tapi sangat berpengaruh
dalam pembuatan sebuah film/iklan yaitu Director Treatment. Director Treatment
merupakan tugas dari seorang sutradara dalam menuangkan/mengimplentasikan
gambaran nya dalam pembuatan sebuah film/iklan.
Jika
kita memisahkan Definisi dari Director Treatment, Director adalah orang yang
bertanggung jawab atas aspek kreatif baik interpretatif maupun teknis atau bisa
dibilang presiden disebuah produksi film/iklan. Sedangkan Treatment adalah kontribusi
dari orang kreatif/tim kreatif dalam menuangkan ide nya terhadap naskah melalui teknik dan proses
produksi.
Director
Treatment itu sendiri adalah catatan penting atau pedoman bagi sutradara dalam
mendeskripsikan sebuah film. Jadi, arti treatment disini merupakan gaya atau
konsep penyutaradaraan itu sendiri.
Ketika
gagasan sutradara bisa diimplementasikan pada adegan maupun dialog yang akan
dibuat pada waktu pengambilan gambar/shooting. Disinilah manfaat dari Director
Treatment dibuat yaitu untuk mempermudah
implementasi tadi. Director Treatment ini seperti halnya Storyboard, namun dalam director treatment dibuat sedetail mungkin tentang camera
movement, type of shot, Angle Camera serta story
telling atau penyampaian cerita.
Ada
beberapa Type Of Shot, Angle, Angle Camera dan Camera Movement yang harus diketahui dan
dipahami oleh seorang sutradara/ Director dalam pembuatan Director Treatment.
Type
Of Shot
1. ELS (extreme long
shot)
Adalah shot yang sangat jauh dan
menghasilkan bidang pandangan yang sangat luas. Obyek utama nampak sangat
kecil.
2. LS (long shot)
Adalah shot jauh dan
menghasilkan pandangan yang lebih dekat dibanding ELS,tapi obyek masih
didominasi latar belakang yang luas.
3. MLS (medium long shot)
Shot yang menghasilkan bidang
pandang yang lebih dekat dibanding long shot, obyek manusia biasanya diambil
mulai dari lutut sampai atas kepala. Ruang yang harus disisakan di atas kepala
biasanya disebut dengan head room.
4. MS (medium shot)
Adalah shot yang menampilkan
obyek lebih dominan, dan obyek manusia ditampakkan mulai dari pinggang sampai
di atas kepala.
5. MCU (medium close up)
Disini obyek diperlihatkan dari
bagian dada sampai di atas kepala.
6. CU (close up)
Obyek menjadi pusat perhatian
dari gambar. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan mulai dari bahu sampai di
atas kepala.
7. BCU (big close up)
Adalah shot yang hanya
menampilkan bagian tertentu dari obyek, dan gambar tersebut memenuhi frame pada
kamera.
8. Two shot, three shot
Adalah shot yang berisi gambar
2, 3 obyek / manusia.
9. OSS (over the shoulder
shot)
Adalah shot dimana obyek
menghadap kamera, dengan bingkai bahu dan kepala sebagian dari obyek yang lain
sebagai lawan bicara.
10. ES (establishing
shot)
Adalah pengambilan gambar dengan
kamera yang tidak bergerak, biasanya dalam bentuk ELS atau LS yang menunjukkan
keseluruhan pemandangan untuk memperkenalkan suatu tempat dimana suatu
peristiwa terjadi.
Angle
Secara mekanis,
angle atau sudut pengambilan gambar itu berhubungan erat dengan penempatan
kamera. Penempatan
sudut kamera ini sangat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya analisa pada
skenario, penggunaan jenis lensa dan sebagainya. Memang lewat pengalaman
panjang dan ketrampilan penempatan kamera bisa di lakukan secara intuisif
sifatnya. Akan tetapi jika kita mempelajarinya tentu akan mempermudah kita
dalam membuat sebuah shot. Lensa kamera itu seperti mata namun hanya saja luas
pandang dan ketajaman yang membedakan alias tidak ada yang melebihi atau
menandingi ciptaan ALLAH SWT, maka bersyukurlah bagi yang masih memiliki mata,
coba bayangkan kalau mata disamakan atau diganti dengan lensa kamera??? Back to
topik. Setiap ruang internal shot sering memperlihatkan kualitas emosional dari setiap adegan, dengan
menempatkan kamera pada posisi yang tepat maka akan menghasilkan kesan tertentu
dari sebuah gambar dan juga akan menghasilkan gambar yang memiliki sebuah makna.
Sudut pengambilan gambar atau Angle bisa menghasilkan efek yang berbeda pada penonton. Jadi, angle bisa menjadi elemen makna atau sebuah pesan. Lalu pesan apa yang ingin disampaikan pemberi pesan ?
Secara detail, Ward
mengemukan
“Bahwa sudut lensa mana yang dipilih tergantung dari tujuan
shot, yang terdiri atas Menonjolkan
subyek prinsip, Menyediakan variasi ukuran shot, Memberikan kelebihan tambahan terhadap subyek yang dipilih, Menyediakan perubahan sudut atau ukuran shot untuk memungkinkan terjadinya
inter cutting yang tidak menonjol, Menciptakan komposisi shot yang baik, Meningkatkan arah mata”
Pada dasarnya kamera angle dibagi
dalam tiga jenis yaitu :
- Obyektif camera angle
Angle obyektif maksudnya adalah kamera menjadi point
of view cerita, artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara
berikan dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film dokumenter
dimana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau dalam candid shot
/ kamera tersembunyi.
- Subyektif camera angle
Angle subyektif maksudnya adalah seperti personal
view point artinya penonton berpartisipasi dalam sebuah shot seperti
pengalaman sendiri. Contohnya adalah shot dari udara atau aerial shot yang
memperlihatkan pemandangan kota. Atau birds point of view.
Jika seorang aktor melihat langsung ke arah lensa /
penonton maka penonton disini juga berpartisipasi dalam sebuah shot tersebut,
maka bisa juga di sebut angle subyektif.
- Point of view
Point of view adalah
pandangan subyektif dari subyek dalam scene. Maksudnya jika kita melihat
seorang aktor melihat ke arah langit kemudian shot selanjutnya adalah
arak-arakan mega di langit maka shot ke dua tersebut adalah point of view
subyek tersebut.
Berikut
adalah jenis-jenis angle
1. Normal angle / Eye Level
Pada posisi ini kamera ditempatkan
setinggi mata obyek. Tidak ada kesan khusus pada posisi ini. Biasanya digunakan
pada shot-shot yang bersifat formal, misalkan wawancara, diskusi, dsb.
2. High angle
Posisi kamera lebih tinggi dari
mata manusia atau obyek yang sedang diambil gambarnya. Posisi ini sangat
berguna untuk menampakkan obyek-obyek di sebuah ruangan yang sempit. Selain itu
obyek yang diambil gambarnya akan terkesan rendah, kecil, hina, dsb.
3. Low angle
Posisi kamera berada di bawah
ketinggian mata obyek, hingga kamera harus mendongak untuk menangkap obyek.
Memberi kesan kuat, menguasai pada sebuah obyek.
4. Subjective angle
Kamera diposisikan sebagai
seorang tokoh yang tidak kelihatan dilayar, dan memberi kesan sudut pandang
dari tokoh tersebut.
Camera
Movement
Pergerakan
kamera atau camera movement adalah pergerakan sebuah kamera untuk mengajak
penonton memberikan kesan tiga dimensi sebuah ruangan, dimana penonton seakan
bergerak masuk / keluar atau bergerak ke kanan / ke kiri mengikuti atau
meninggalkan subyek. Istilah-istilah camera movement misalnya track out, track
in, pan left, pan right, zoom in, zoom out dan sebagainya.
Sebenarnya
Director Treatment ini memiliki fungsi yang sama seperti Storyboard dan
Shooting Script atau sejenisnya namun apa yang tergambarkan dalam storyboard
terkadang masih belum sempurna, karena pada umumnya apa yang dituangkan oleh
tim kreatif dari agency/keinginan investor lebih kepada jalan cerita dan konsep
visualisasi komunikasi saja, makanya setelah sampai di tangan director,
storyboard ini akan lebih berkembang lagi, karena seorang director akan lebih melihat
dari sudut sinematographynya. Hasil proses pengembangan ide tadi bisa disebut juga
dengan Director Treatment. Sebelum lanjut ke step selanjutnya, saya Cuma ingin
memberi tahu bahwa Director Treatment ini dibuat dan ditunjukkan dengan tujuan
untuk menarik serta mengajak client atau agency atau investor untuk bekerja
sama dalam membiayai dan menjadikan nya sebuah karya nyata karena proses
pembuatan sebuah karya membutuhkan dana yang besar dan pastinya tujuan client,
agency dan investor membuat karya untuk saling menguntungkan. Back to topik.
Berbagai
hal dilakukan oleh director ketika dia mengembangkan storyboard ke dalam
director treatment, sebelum pada akhirnya menjadi shootingboard. Proses
pembuatan sebuah director treatment pun tidaklah mudah.
Sebelum
melakukan hal tersebut, pada umumnya seorang director akan mengganti terlebih
dahulu bahan mengenai produk, mulai dari membaca storyboard-nya, tujuan nya mengarah
kemana, serta batasan-batasan yang tidak boleh diajukan dalam treatment
nantinya. Setelah mengetahui ini semua, barulah director mulai bekerja dengan
menggali kreativitasnya untuk membuat sebuah director treatment yang
sebagus-bagusnya.
Memang proses untuk mendapatkan sebuah treatment yang baik dan bagus serta langsung kena di hati klien dan agency tidak semudah membalik telapak tangan. Kreatifitas director memang benar-benar diuji di sini. Tidak jarang juga director melakukan perubahan-perubahan dari storyboard dalam treatment yang director tawarkan.
Memang proses untuk mendapatkan sebuah treatment yang baik dan bagus serta langsung kena di hati klien dan agency tidak semudah membalik telapak tangan. Kreatifitas director memang benar-benar diuji di sini. Tidak jarang juga director melakukan perubahan-perubahan dari storyboard dalam treatment yang director tawarkan.
Koreksi
memang kerap kali terjadi, baik itu storyboard maupun director treatment. Bahkan
sudah bukan satu rahasia lagi yang namanya orang kreatif di identikkan selalu
memiliki ego yang tinggi terhadap hasil karya mereka. Sehingga, tidak jarang
pula terjadi perdebatan sengit, dan adu argumentasi ketika hasil kreatifitas
mereka ternyata mengalami perubahan, baik itu kecil maupun besar. Bagi pihak
agency sendiri, perubahan yang terjadi dalam storyboard ketika seorang director
membuat treatment merupakan satu hal yang wajar.
Cukup
sekian informasi yang saya ketahui, semoga bermanfaat bagi para pembaca serta
pengunjung setia blog ini.
Kalau mau lihat contoh director treatment bisa di unduh melalui 4shared.
4shared
Kalau mau lihat contoh director treatment bisa di unduh melalui 4shared.
4shared
Your Affiliate Profit Machine is ready -
BalasHapusAnd getting it set up is as easy as 1..2..3!
Follow the steps below to make money...
STEP 1. Choose which affiliate products you want to promote
STEP 2. Add push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the affiliate products system grow your list and sell your affiliate products all for you!
Do you want to start making money?
Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE