Gedung – gedung tinggi terbangun
megah dan kokoh disekitarku, ribuan suara langkah kaki terdetak bagaikan
kegelisahan yang tak dapat dihindari, pepohonan menjadi hirupan kesegaran
ditengah sesak hiruk pikuk udara yang dikeluarkan mesin berkaki dua atau lebih.
Inilah kota kelahiranku, yang tidak terlepas dari maraknya kejahatan. Aku
pernah bertanya, mengapa? pertanyaan itu muncul ketika aku melihat seorang
wanita tua 30 menit lalu dengan wajah bahagia namun kini ia menangis. Aku
bertanya padanya “mengapa ibu menangis?” , wanita tua itu tetap menangis, aku
mengelus punggung untuk memberikan kepercayaan dan kenyamanan , wanita tua
itupun meneteskan air mata nya di pundakku yang kecil. Beberapa menit kemudian,
wanita tua itu berkata “uang saya hilang nak, hasil kerja keras saya selama 5
tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk menyekolahkan anak saya di
kampung”. Aku terus bertanya kepada wanita tua itu perihal bagaimana sampai
terjadi kehilangan uangnya namun aku berpikir kembali bahwa aku sudah terlalu
banyak bertanya kepada wanita tua itu, hingga aku mengajak nya kepada yang
lebih berwenang yaitu polisi setempat.
Dalam hatiku berkata, “mengapa,
penjahat itu tega mencuri dari wanita tua? Mengapa penjahat itu tidak mencuri
saja dari pejabat korupsi yang tak berperasaan mengambil uang rakyat atau bos
besar yang menindas karyawannya?”
##
Nama ku Iyan saat ini aku kuliah
di PTS sekitar jakarta selatan semester 3 mengambil jurusan broadcasting. Aku punya
sebuah kisah cinta, kisah cinta ini terjadi sekitar 5 tahun lalu ketika aku
harus melepaskan belahan jiwaku demi jalan terbaik untuk nya. Kisah ini berawal
dari aku bertemu dengannya 5 tahun lalu, seorang wanita berambut panjang dengan
senyuman yang indah berparas wajah yang biasa saja namun entah kenapa aku
langsung tahu bahwa dia adalah orang yang aku cari selama ini. Dia menyebut
namanya Reni . Kita memasuki waktu 5 tahun itu.
Saat ini aku masih bekerja di
sebuah perusahaan dengan bayaran yang terbilang kecil bila dibandingkan dengan
perusahaan yang selevel dengannya, namun itu tidak menjadi masalah karena saat
ini ada yang lebih penting daripada memikirkan dan berbicara bayaran kerja yang
tak ada habis nya.
Setelah aku bertemu dan
berkenalan dengan Reni entah mengapa aku selalu ingin bertemu dengannya lagi,
mengobrol, jalan berdua, tawa canda bersama namun sayangnya itu masih sekedar
khayalan, karena aku belum tahu apakah Reni sudah memiliki pacar atau belum.
Rasa penasaran ku terus menyiksa
batinku, pada akhirnya aku pun kerumah nya bersama sepupuku. Kebetulan Sepupuku
adalah temannya Reni waktu SMP sehingga ketika mereka berdua bertemu bagaikan
ibu-ibu arisan yang tak lepas dari gosip. Maklum itu sudah menjadi dasar
wanita.
Sekitar 2 minggu berlalu, aku tak
mendapat kabar apa-apa tentang Reni.
Ku jalani hari-hariku dengan flat
alias biasa-biasa saja, nothing special hanya saja sekarang lebih didominasi
oleh menunggu kabar tentang Reni.
Keesokannya, aku mendapat telepon
dari sepupuku
“halo yan, lu liburkan hari ini?kalo libur lu kerumah gue
sekarang ya. Pokoknya harus datang,
titik”
Tut...tut....tut.....
tak sempet menjawab, sudah terdengar suara
telepon terputus. Aku kerumah sepupuku, ketika aku berada di depan rumahnya,
sepupuku langsung menyambutku dengan ocehan ga jelas, aku langsung masuk tanpa
permisi namun setelah aku melewati ruang tamu nya, aku melihat sesosok wanita
sedang duduk dengan penglihatanku yang sekilas, aku jalan mundur kembali dan
melihat sosok itu lagi, ternyata!!! Reni sedang duduk disana.
“eh, ada Reni, apa kabar?” ucapku
“baik, kamu gimana kabarnya?”
ucap Reni
“alhamdulillah baik juga, udah
dikasih minum belum?” ucapku
“ini baru mau gue sediain, oh ya
Ren, mau minum apa, air putih hangat atau air putih dingin dan maaf aja nih
disini cuma ada air putih” sela sepupuku
“terserah apa aja” ucap Reni
“oh ya udah , tunggu bentar ya”
jawab sepupuku
“iya bentar ya Ren, w juga mau
kebelakang” sambungku
Ku ikuti sepupuku ke dapur dengan
rasa Gregetan karena tidak bilang ada Reni dirumahnya. Di dapur aku langsung
berdebat dengan sepupuku.
Beberapa menit kemudian
“sori ya ren, agak lama tadi ada
cecurut di dapur, berisik” ucap sepupuku
Reni hanya tersenyum dan kami
bertiga mulai membicarakan sebuah topik.
Tak terasa waktu terasa begitu
cepat, Reni pun pamit pulang dan
“yan, lusa ada acara ga?” ucap
Reni
“Mmm...engga ada, kenapa?”
jawabku
“kamu mau ga anterin aku jenguk
teman?kalo kamu ga bisa ya gpp ...” tanya Reni
“........” diamku
“kalo kamu ga bisa ya jangan
dipaksain yan, makasih sebelumnya”
ucapnya
Ketika Reni ingin menjalankan
motor nya ,
“tunggu Ren, lusa w bisa kok
nganterin, tadi w Cuma kaget aja lu bisa bilang gitu” ucapku
Reni hanya tersenyum dan melaju
dengan motor nya.
Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba. Aku kerumah Reni untuk menjemputnya setelah itu langsung kerumah
temannya. Sehabis dari rumah temannya, aku mengajak nya makan bakso di sebuah
taman.
“Ren, emang ada festival atau
pasar malam ya disini, kok rame banget ?” tanyaku polos
“Mmm .. aku ga tau juga tapi sekarang
kan malam minggu” jawab Reni
“oh malam minggu,,” ucapku belum
sadar
“Loh malam minggu ya sekarang,
emangnya ga dicariin sama pacarnya,nanti w bisa kena damprat lagi, yuk pulang!”
sambungku
Reni tertawa melihat tingkah laku
ku, “ih kamu lebay banget sih, tenang aja lagi, aku tuh udah putus sama pacarku
dari seminggu yang lalu” ucap Reni
“maksudnya?” tanyaku
Reni menceritakan semua nya.
Keesokannya dan selama sekitar 2
bulanan aku dengan Reni sering bertemu, mengobrol, jalan berdua, tawa canda
bersama namun kini nyata bukan khayalan. Setelah itu aku meyakinkan diri untuk
mencoba bertanya pada Reni “Do you want to be my girlfriend?” and she said “yes
i do”. Oh Thanks God !! dunia ini seakan berhenti berputar sementara.
Kebahagiaanku tak terasa sudah
berjalan 1 tahun kurang 1 hari, esok nya aku berniat merayakan hari jadi 1
tahun dengan Reni dengan memberikan suprise. Rencana sudah tersusun dengan
baik, aku pun berencana menjemputnya dengan membawa setangkai bunga mawar.
Sesampai dirumahnya, aku tidak bertemu dengan Reni, orangtua nya bilang bahwa
Reni sedang keluar dengan Agus (mantan Reni). Aku langsung tersentak kaget, aku
bertanya kembali untuk meyakinkan
“Reni pergi sama agus, bu?” tanya
ku
“ia” sahut ibunya
Rasa khawatir mulai merasuki ku,
namun masih tersadarkan oleh rasa percaya ku pada Reni. Setelah aku memutuskan
untuk tetap percaya dengan Reni, aku berjalan menuju parkiran untuk pulang
namun langkah ku berhenti ketika aku melihat Reni sedang berpelukan mesra di
motor bersama seorang cowok melintas di depanku dan Reni pun melihatku sedang
berdiri kaku menatapnya namun dia menolehkan pandangannya. Aku hanya terdiam
tak percaya dengan apa yang kulihat dan tak sadar setangkai bunga mawar yang ku
pegang, terlepas dari genggamanku.
Jantungku terasa sesak,
seperti beribu jarum menusuk jantungku.
Sadar tak sadar aku telah memasuki ruang hampa tak berpenghuni, semua terasa
kedap suara dan gelap, seakan aku tak mengenal siapa diriku. Tak ada kata-kata
yang bisa terucap saat itu, aku hanya bisa berjalan mengambil sepeda motor dan
mengendarai menuju pulang. Selama perjalanan, aku masih dilanda oleh rasa tak
percaya dan terus muncul sebuah kata pertanyaan yaitu mengapa?. Hujanpun turun
sangat deras di hiasi dengan kilat disusul suara gemuruh petir, semua itu tak
menghentikan ku untuk berteduh.
Ke esokannya aku sakit meriang selama
beberapa hari namun Reni, aku sungguh
tak mendengar kabar tentangnya. Aku memutuskan ini semua sudah berakhir, cukup
sampai disini.
Seminggu kemudian aku kerumahnya,
saat aku bertemu dengannya, tidak terlihat rasa bersalah sedikitpun, sehingga
membuatku lebih yakin untuk mengakhiri semuanya.
Di sebuah taman, aku duduk berdua
dengannya, aku menanyakan kejadian waktu itu, awalnya Reni mengelak, aku
meyakinkan Reni bahwa aku serius berbicara seperti itu, akhirnya Reni pun
melontarkan beribu alasan untuk meyakinkan ku tapi tak bisa aku terima lagi.
Reni pun menyadari itu dan lebih memilih diam tak melanjutkan alasan nya. Aku
bertanya padanya dengan menatap matanya
“Ren, mau dibawa kemana hubungan ini?kalau memang kamu sudah ga mau bersamaku,
oke, semua baik-baik saja tapi ga harus kayak gini caranya”
Reni hanya terdiam,
“Oke, aku rasa...hubungan kita
cukup sampai disini aja” sambungku
Sekitar 1 tahun lebih 2 minggu,
hubunganku dengan Reni berakhir.
##
2 tahun aku tak bertemu dengan
Reni namun aku masih mendengar kabar
tentang nya dari sepupuku dan entah mengapa aku masih selalu memikirkannya.
Setelah pulang kerja, aku berbaring lelah di tempat tidurku.
Drrtt .... Drrrtt .... Drrrtt
....
Aku merasakan getaran dikasurku,
aku langsung bangun dan mencari asal getaran itu. Ternyata ada panggilan masuk
dengan nomor yang tak ku kenali, aku mengangkatnya
“halo?” sahutku menjawab telepon
“halo?” suara wanita menjawab
dengan suara meniru
“ini siapa?” sahutku lagi ,
“ini siapa?” jawabnya dengan
suara meniru lagi
Aku langsung menutupnya ,
beberapa menit detik kemudian ada panggilan masuk lagi dengan nomor yang sama.
Aku angkat namun tak kujawab. Beberapa detik kemudian, terdengar suara
berbicara “halo” di seberang sana, pertama aku tak menghiraukan, suara itu
muncul lagi namun kini dengan 2 kata “halo,yan”, mendengar namaku disebut besar
kemungkinan orang di seberang sana mengenalku.
“ini aku Reni,masih inget kan ma
aku?” tanya nya
“iya , aku masih inget kok, ada
apa Ren?” jawabku
“gimana kabar kamu?” tanya nya
lagi
“baik, ada apa Ren?” balik
kutanya
“kok sombong banget sh skrng”
sahutnya
“engga, biasa aja kayaknya, ada
apa Ren?” tanya ku untuk yang ke berapa kalinya
“kita bisa ketemu ga, ada yang
pengen aku omongin nih sama kamu” jawabnya
“apa lagi yang harus di omongin!”
sahutku dengan sedikit rasa kesal
“aku tahu kamu masih marah sama
aku, tapi please aku pengen ketemu sama kamu untuk terakhir kalinya” bujuknya
Aku diam berpikir lalu akhirnya
aku menyetujui bertemu dengan nya untuk terakhir kalinya karena aku juga
mempunyai sebuah pertanyaan untuknya.
##
Sore Hari, aku dalam perjalanan
bersama Reni.
“kita mau kemana?” tanya ku
“Mmm ... aku mau nonton bioskop ,
ada film yang aku mau tonton” jawabnya
“nonton bioskop? Kenapa harus
sama aku!” sahutku
“please, untuk terakhir kali nya,
mau kan?” tanya Reni
Tanpa kujawab, entah mengapa hati
ini menuruti nya walaupun mulut ini ingin berkata “tidak”. Sesampai di bioskop
Reni yang memilih Film nya dan kita berdua menunggu beberapa menit dengan diam
membisu lalu panggilan untuk masuk teater pun terdengar, Kita berdua pun masuk.
Film yang kita berdua tonton
bercerita tentang cinta sejati namun hubungan mereka tidak berjalan dengan
baik, sehingga terjadi pembunuhan sebelum pada akhirnya salah satu dari mereka
harus ada yang mengalah demi cinta mereka.
Memang membosankan film tersebut
karena menurutku cerita tersebut sudah pasaran alias sudah banyak film yang
membuat cerita seperti itu hanya kemasan nya saja yang dibuat berbeda namun
tidak bagi Reni.
Reni terlihat menghayati film
tersebut lain hal nya denganku yang sudah terkantuk-kantuk menonton nya, entah
karena film nya yang membosankan atau suasana yang memang garing. Sesekali aku
melihat Reni,sesekali juga aku menguap karena mengantuk, entah Reni menyadari
hal itu atau tidak.
Diam membisu menghiasi warna saat
berdua terakhir kita. Ketika film itu sedang menceritakan tentang sebuah drama
cinta antara kedua tokoh laki-laki dan perempuan, Reni memegang tanganku. aku
sedikit kaget dengan tindakan Reni namun lagi-lagi hati ini berkata “iya”.
Tanpa kusadari perlahan aku melihat wajah nya, aku tak percaya bahwa orang yang
aku tatap saat ini adalah orang yang aku cintai dan orang yang sudah
menghianatiku namun sebentar lagi, dia akan hanya tinggal kenangan masa lalu.
Bayangan indah saat berdua dahulu
terlintas dipikiranku, Saat aku melihat wajah nya, dari rambutnya yang panjang
, parasnya, matanya, hidung nya, bibir nya lalu kembali lagi ke matanya dan tanpa
kusadari Reni menatapku juga. Wajah nya makin lama makin mendekat, makin
terlihat indah wajahnya. Entah aku sadar atau tidak kecupan bibir manis Reni
menyentuh bibirku yang kelu, sebuah hal yang tidak harus terjadi itupun menjadi
hal yang sudah terjadi. Setelah kejadian itu, aku hanya bisa diam.
##
Di sebuah taman dekat dari lokasi
bioskop, selesai dari acara menonton. Malam hari, aku duduk bedua dengan Reni, ditemani
oleh pepohonan serta pemandangan entah kolam buatan atau danau buatan berada di
depan kita. Suasana taman nya cukup ramai, kita berdua masih terdiam membisu
entah karena kejadian di dalam bioskop atau hal lain, aku tidak mengerti.
“Ehm, kayak nya kemarin ada yang
pengen ngomong sesuatu?” ucapku mencairkan suasana
Reni tetap diam lalu
“yan, sebenarnya aku masih sayang
sama kamu, selama kita berdua ga ketemu, ga tau kenapa aku selalu kangen sama
kamu...” ucap Reni
Aku hanya diam tak percaya
mendengar ucapan dari Reni.
“aku selalu berharap kita bisa
seperti dulu lagi” sambung Reni
“tunggu dulu, Mmm... jujur
semenjak Reni pergi, aku menjadi orang yang ga pernah bisa serius lagi soal
cinta, aku selalu menganggap bahwa semua itu adalah kebohongan dan sekarang aku
mau tanya ke kamu, Dulu ...!!” kutekan kan kata “dulu”
“waktu kita memiliki hubungan
pacaran, apa kamu memiliki rasa sayang sama aku?” sambungku
“jujur Yan, Dulu aku nerima kamu
karena aku masih berpikiran ingin seperti anak-anak sekampungku yang memiliki
banyak pacar tapi....” Ucap Reni namun ku putus
“Oouu,, jadi itu jawabannya yang
selama ini aku nantikan, aku kira kamu benar-benar sayang sama aku, ... iya aku
udah ngerti sekarang” sambungku
“maafin aku yan, kalo memang itu
udah membuat kamu kecewa tapi sekarang aku sadar kalau cinta kamu itu tulus dan
aku menyesal, aku masih sayang sama kamu yan” kata Reni
“Cukup Ren, semakin kamu bilang
masih sayang sama aku, itu membuat aku semakin benci sama kamu, karena aku mendengar
bahwa kamu ingin menikah, kamu menganggap aku laki-laki seperti apa bertemu dan
mendengar ucapan masih sayang dari calon istri orang” ucapku kesal
Reni kaget mendengar ku
mengucapkan itu
“sebenarnya aku juga masih
bimbang karena kamu yan,aku ga bisa lupain kamu,tapi aku juga ga mau sakiti dia
karena aku juga sayang dengan dia ....” ucap Reni
“aku bingung yan harus melakukan
apa?” sambung Reni
Kita berdua diam beberapa menit
lalu
“kenapa kamu harus bingung dan
apa yang kamu pikirkan. Ren, seandainya saja waktu bisa diputar kembali, lebih
baik aku kembali ke masa dimana aku belum mengerti tentang cinta...”
“Ren, aku tahu kalau kamu udah
tahu dari awal kalau kita ga mungkin bisa bersama lagi karena ...” ucapku
terputus
“maka dari itu yan, aku menyesal
udah menghianati kamu, aku janji kalau kamu memberikanku kesempatan kedua aku
ga akan menyakiti kamu lagi” ucap Reni
“Maafin aku ... walaupun aku juga
masih sayang sama kamu, aku ga mau kamu menyia-nyiakan rasa cinta nya demi
cinta cinta lama yang mungkin ga seindah dulu dan aku juga ga mau kamu sakiti
dia seperti apa yang telah kamu lakukan ke aku, cukup aku aja yang merasakan
semua itu” ucapku
“iya, Reni mengerti ... beruntung
cewek yang bisa dapetin kamu, karena kamu benar-benar udah beda sama yang dulu,
kamu yang sekarang sangat lebih baik dari yang dulu dan cowok lain karena kamu
yang sekarang merupakan tipe idaman setiap cewek, semoga kamu bahagia yan” ucap
reni dengan sedikit tetesan airmata
“Ren, jangan nangis di depanku,
kamu tau kan kalau aku paling benci ngeliat cewek nangis” kataku
“ga kok, aku ga nangis ....
pulang yuk, udah malam!!” ajak nya
Selama di perjalanan, aku masih
mendengar isak tangisnya yang membuatku sedikit kesal lalu tiba-tiba aku
merasakan uluran tangan mengerat tubuhku.
Pelukan dari nya .... !!!
Sesampai dirumahnya.
“Yan, makasih ya untuk malam ini
... Mmm, yan. Aku Cuma mau mastiin aja, apa kamu benar-benar tidak memiliki
lagi perasaan sayang sama aku?” ucap reni
Ku tatap matanya dengan baik dan
memegang tangannya.
“Ren, dengar baik-baik ya, AKU
... SUDAH .... TIDAK ADA ... PERASAAN ... APAPUN SAMA KAMU “ ucapku mengeja pelan-pelan
Dalam hatiku mengatakan
berlawanan ‘aku juga masih sayang sama kamu Ren’
“kamu jangan bimbang lagi ya Ren,
bukannya dulu kamu pernah bilang kalau kamu sangat memimpikan yang namanya
menikah tapi kenapa sekarang kamu malah ingin menolak yang ada di depan mata
... ” ucapku
“aku kan selalu ada disisimu
asalkan kamu bahagia dengannya, jangan kamu sakiti dia ya ... kamu tenang aja
aku akan bahagia kalau kamu bahagia” sambungku
Reni akhirnya tersenyum
“iya, makasih ya yan, aku boleh
undang kamu kan di acara pernikahan aku nanti?” tanya Reni
Aku hanya tersenyum dan aku pamit
pulang.
##
Setelah malam itu aku bertekad
untuk melupakan semua tentang nya, kusimpan segala kenangan bersamanya.
Tak terasa setengah tahun berlalu,
saat ini aku berada di luar kota. Tujuanku keluar kota hanya untuk menata
diriku yang telah hancur karena kisah itu, mencari jati diriku di kota asing
ini. Aku bekerja disebuah perusahaan jasa percetakan dan akhirnya aku bertemu
dengan seorang wanita yang mencintaiku lalu aku mendapat kabar bahwa aku
mendapat undangan pernikahan dari Reni.
Aku tersenyum bahagia mendengar
kabar itu dan 1 kalimat terakhir untuk Reni
“selamat menempuh hidup baru dan
semoga kamu bahagia. aku harap, kamu juga bisa merasakan kebahagiaan yang
kurasakan saat ini”
The End
Penulis
: Khalid Nurdien
Waduh.... storynya bagus bener lid, bagus buat sinetron lepas nih :-) btw hampir mirip dengan kisah saya dulu & alhamdulillah sekarang sudah mendapat penggantinya walaupun masih mencintai xx :-) tetapi cinta tidak harus memiliki....
BalasHapusAlhamdulillah kalo gitu bang ipunk , masa lalu biarlah jadi masa lalu , kadang nyesak juga sih kalo tau realita nya cinta tidak harus memiliki.
BalasHapusIf you're trying to burn fat then you have to jump on this brand new personalized keto plan.
BalasHapusTo produce this keto diet service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have united to develop keto meal plans that are powerful, convenient, cost-efficient, and fun.
Since their launch in 2019, 1000's of clients have already completely transformed their figure and well-being with the benefits a great keto plan can provide.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto plan.