Selasa, 09 Oktober 2012

Director Treatment



Dunia broadcasting itu ternyata sangat luas dan masih banyak peluang besar yang dapat diraih. Mengambil jurusan broadcasting itu sebenarnya hanyalah sebagai dasar atau pengantar kita untuk mengenal dunia broadcasting yang sebenarnya. Nah, untuk mengatahui bakat atau minat kita dalam berkecimpung di dunia broadcasting ya kita harus mencoba mencari jobdesk mana yang membuat kita merasa bisa dan nyaman melakukannya. Tidak ada salah nya mencoba atas sesuatu yang akan membuat kita sukses di masa depan.

Mengambil Jurusan Broadcasting pada dasarnya berarti luas, artinya semua bidang yang ada di dunia broadcasting, kita pelajari satu demi satu tapi proses pembelajaran nya tidak sedetail ketika belajar di jurusan yang memang fokus pada satu bidang, karena dunia broadcasting itu memiliki banyak sekali bidang entah itu menjadi Kameramen, Penulis Naskah,  Sutradara/Director, Produser, Reporter/Wartawan, Lighting man, dan lain-lain pastinya berhubungan dengan Broadcast (siaran). Hal terpenting ketika dalam belajar yaitu praktek lapangan.

Hari ini, saya akan membahas 1 bagian kecil atau topik pembahasan tapi sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah film/iklan yaitu Director Treatment. Director Treatment merupakan tugas dari seorang sutradara dalam menuangkan/mengimplentasikan gambaran nya dalam pembuatan sebuah film/iklan.

Jika kita memisahkan Definisi dari Director Treatment, Director adalah orang yang bertanggung jawab atas aspek kreatif baik interpretatif maupun teknis atau bisa dibilang presiden disebuah produksi film/iklan. Sedangkan Treatment adalah kontribusi dari orang kreatif/tim kreatif dalam menuangkan ide nya terhadap naskah melalui teknik dan proses produksi.

Director Treatment itu sendiri adalah catatan penting atau pedoman bagi sutradara dalam mendeskripsikan sebuah film. Jadi, arti treatment disini merupakan gaya atau konsep penyutaradaraan itu sendiri.
Ketika gagasan sutradara bisa diimplementasikan pada adegan maupun dialog yang akan dibuat pada waktu pengambilan gambar/shooting. Disinilah manfaat dari Director Treatment dibuat yaitu  untuk mempermudah implementasi tadi. Director Treatment ini seperti halnya Storyboard, namun dalam director treatment dibuat sedetail mungkin tentang camera movement, type of shot, Angle Camera serta story telling atau penyampaian cerita.

Ada beberapa Type Of Shot, Angle, Angle Camera dan Camera Movement yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang sutradara/ Director dalam pembuatan Director Treatment.


Type Of Shot

1. ELS (extreme long shot)
Adalah shot yang sangat jauh dan menghasilkan bidang pandangan yang sangat luas. Obyek utama nampak sangat kecil.
2. LS (long shot)
Adalah shot jauh dan menghasilkan pandangan yang lebih dekat dibanding ELS,tapi obyek masih didominasi latar belakang yang luas.
3. MLS (medium long shot)
Shot yang menghasilkan bidang pandang yang lebih dekat dibanding long shot, obyek manusia biasanya diambil mulai dari lutut sampai atas kepala. Ruang yang harus disisakan di atas kepala biasanya disebut dengan head room.
4. MS (medium shot)
Adalah shot yang menampilkan obyek lebih dominan, dan obyek manusia ditampakkan mulai dari pinggang sampai di atas kepala.
5. MCU (medium close up)
Disini obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai di atas kepala.
6. CU (close up)
Obyek menjadi pusat perhatian dari gambar. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan mulai dari bahu sampai di atas kepala.
7. BCU (big close up)
Adalah shot yang hanya menampilkan bagian tertentu dari obyek, dan gambar tersebut memenuhi frame pada kamera.
8. Two shot, three shot
Adalah shot yang berisi gambar 2, 3 obyek / manusia.
9. OSS (over the shoulder shot)
Adalah shot dimana obyek menghadap kamera, dengan bingkai bahu dan kepala sebagian dari obyek yang lain sebagai lawan bicara.
10. ES (establishing shot)
Adalah pengambilan gambar dengan kamera yang tidak bergerak, biasanya dalam bentuk ELS atau LS yang menunjukkan keseluruhan pemandangan untuk memperkenalkan suatu tempat dimana suatu peristiwa terjadi.

Angle 

Secara mekanis, angle atau sudut pengambilan gambar itu berhubungan erat dengan penempatan kamera. Penempatan sudut kamera ini sangat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya analisa pada skenario, penggunaan jenis lensa dan sebagainya. Memang lewat pengalaman panjang dan ketrampilan penempatan kamera bisa di lakukan secara intuisif sifatnya. Akan tetapi jika kita mempelajarinya tentu akan mempermudah kita dalam membuat sebuah shot. Lensa kamera itu seperti mata namun hanya saja luas pandang dan ketajaman yang membedakan alias tidak ada yang melebihi atau menandingi ciptaan ALLAH SWT, maka bersyukurlah bagi yang masih memiliki mata, coba bayangkan kalau mata disamakan atau diganti dengan lensa kamera??? Back to topik. Setiap ruang internal shot sering memperlihatkan kualitas emosional dari setiap adegan, dengan menempatkan kamera pada posisi yang tepat maka akan menghasilkan kesan tertentu dari sebuah gambar dan juga akan menghasilkan gambar yang memiliki sebuah makna. Sudut pengambilan gambar atau Angle bisa menghasilkan efek yang berbeda pada penonton. Jadi, angle bisa menjadi elemen makna atau sebuah pesan. Lalu pesan apa yang ingin disampaikan pemberi pesan ?

Secara detail, Ward mengemukan 
 Bahwa sudut lensa mana yang dipilih tergantung dari tujuan shot, yang terdiri atas Menonjolkan subyek prinsip, Menyediakan variasi ukuran shot, Memberikan kelebihan tambahan terhadap subyek yang dipilih, Menyediakan perubahan sudut atau ukuran shot untuk memungkinkan terjadinya inter cutting yang tidak menonjol, Menciptakan komposisi shot yang baik, Meningkatkan arah mata

Pada dasarnya kamera angle dibagi dalam tiga jenis yaitu :
  • Obyektif camera angle
Angle obyektif maksudnya adalah kamera menjadi point of view cerita, artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara berikan dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film dokumenter dimana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau dalam candid shot / kamera tersembunyi.
  • Subyektif camera angle
Angle subyektif maksudnya adalah seperti personal view point artinya penonton berpartisipasi dalam sebuah shot seperti pengalaman sendiri. Contohnya adalah shot dari udara atau aerial shot yang memperlihatkan pemandangan kota. Atau birds point of view.
Jika seorang aktor melihat langsung ke arah lensa / penonton maka penonton disini juga berpartisipasi dalam sebuah shot tersebut, maka bisa juga di sebut angle subyektif.
  • Point of view
Point of view adalah pandangan subyektif dari subyek dalam scene. Maksudnya jika kita melihat seorang aktor melihat ke arah langit kemudian shot selanjutnya adalah arak-arakan mega di langit maka shot ke dua tersebut adalah point of view subyek tersebut.

Berikut adalah jenis-jenis angle

1. Normal angle / Eye Level
Pada posisi ini kamera ditempatkan setinggi mata obyek. Tidak ada kesan khusus pada posisi ini. Biasanya digunakan pada shot-shot yang bersifat formal, misalkan wawancara, diskusi, dsb.
2. High angle
Posisi kamera lebih tinggi dari mata manusia atau obyek yang sedang diambil gambarnya. Posisi ini sangat berguna untuk menampakkan obyek-obyek di sebuah ruangan yang sempit. Selain itu obyek yang diambil gambarnya akan terkesan rendah, kecil, hina, dsb.
3. Low angle
Posisi kamera berada di bawah ketinggian mata obyek, hingga kamera harus mendongak untuk menangkap obyek. Memberi kesan kuat, menguasai pada sebuah obyek.
4. Subjective angle
Kamera diposisikan sebagai seorang tokoh yang tidak kelihatan dilayar, dan memberi kesan sudut pandang dari tokoh tersebut.

Camera Movement

Pergerakan kamera atau camera movement adalah pergerakan sebuah kamera untuk mengajak penonton memberikan kesan tiga dimensi sebuah ruangan, dimana penonton seakan bergerak masuk / keluar atau bergerak ke kanan / ke kiri mengikuti atau meninggalkan subyek. Istilah-istilah camera movement misalnya track out, track in, pan left, pan right, zoom in, zoom out dan sebagainya. 

Sebenarnya Director Treatment ini memiliki fungsi yang sama seperti Storyboard dan Shooting Script atau sejenisnya namun apa yang tergambarkan dalam­ storyboard terkadang masih belum sempurna, karena pada umumnya apa yang dituangkan oleh tim kreatif dari agency/keinginan investor lebih kepada jalan cerita dan konsep visualisasi komunikasi saja, makanya setelah sampai di tangan director, storyboard ini akan lebih berkembang lagi, karena seorang director akan lebih melihat dari sudut sinematography­nya. Hasil proses pengembangan ide tadi bisa disebut juga dengan Director Treatment. Sebelum lanjut ke step selanjutnya, saya Cuma ingin memberi tahu bahwa Director Treatment ini dibuat dan ditunjukkan dengan tujuan untuk menarik serta mengajak client atau agency atau investor untuk bekerja sama dalam membiayai dan menjadikan nya sebuah karya nyata karena proses pembuatan sebuah karya membutuhkan dana yang besar dan pastinya tujuan client, agency dan investor membuat karya untuk saling menguntungkan. Back to topik.

Berbagai hal dilakukan oleh director ketika dia mengembangkan storyboard ke dalam director treatment, sebelum pada akhirnya menjadi shootingboard. Proses pembuatan sebuah director treatment pun tidaklah mudah.

Sebelum melakukan hal tersebut, pada umumnya seorang director akan mengganti terlebih dahulu bahan mengenai produk, mulai dari membaca storyboard-nya, tujuan nya mengarah kemana, serta batasan-batasan yang tidak boleh diajukan dalam treatment nantinya. Setelah mengetahui ini semua, barulah director mulai bekerja dengan menggali kreativitasnya untuk membuat sebuah director treatment yang sebagus-bagusnya.

Memang proses untuk mendapatkan sebuah treatment yang baik dan bagus serta langsung kena di hati klien dan agency tidak semudah membalik telapak tangan. Kreatifitas director memang benar-benar diuji di sini. Tidak jarang juga director melakukan perubahan-perubahan dari storyboard dalam treatment yang director tawarkan. 

Koreksi memang kerap kali terjadi, baik itu storyboard maupun director treatment. Bahkan sudah bukan satu rahasia lagi yang namanya orang kreatif di identikkan selalu memiliki ego yang tinggi terhadap hasil karya mereka. Sehingga, tidak jarang pula terjadi perdebatan sengit, dan adu argumentasi ketika hasil kreatifitas mereka ternyata mengalami perubahan, baik itu kecil maupun besar. Bagi pihak agency sendiri, perubahan yang terjadi dalam storyboard ketika seorang director membuat treatment merupakan satu hal yang wajar.


Cukup sekian informasi yang saya ketahui, semoga bermanfaat bagi para pembaca serta pengunjung setia blog ini.

Kalau mau lihat contoh director treatment bisa di unduh melalui 4shared.
4shared


Download

1 komentar:

  1. Your Affiliate Profit Machine is ready -

    And getting it set up is as easy as 1..2..3!

    Follow the steps below to make money...

    STEP 1. Choose which affiliate products you want to promote
    STEP 2. Add push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the affiliate products system grow your list and sell your affiliate products all for you!

    Do you want to start making money?

    Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE

    BalasHapus