Selasa, 02 Oktober 2012

Jejak Kaki yang Tertinggal


 Gedung – gedung tinggi terbangun megah dan kokoh disekitarku, ribuan suara langkah kaki terdetak bagaikan kegelisahan yang tak dapat dihindari, pepohonan menjadi hirupan kesegaran ditengah sesak hiruk pikuk udara yang dikeluarkan mesin berkaki dua atau lebih. Inilah kota kelahiranku, yang tidak terlepas dari maraknya kejahatan. Aku pernah bertanya, mengapa? pertanyaan itu muncul ketika aku melihat seorang wanita tua 30 menit lalu dengan wajah bahagia namun kini ia menangis. Aku bertanya padanya “mengapa ibu menangis?” , wanita tua itu tetap menangis, aku mengelus punggung untuk memberikan kepercayaan dan kenyamanan , wanita tua itupun meneteskan air mata nya di pundakku yang kecil. Beberapa menit kemudian, wanita tua itu berkata “uang saya hilang nak, hasil kerja keras saya selama 5 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk menyekolahkan anak saya di kampung”. Aku terus bertanya kepada wanita tua itu perihal bagaimana sampai terjadi kehilangan uangnya namun aku berpikir kembali bahwa aku sudah terlalu banyak bertanya kepada wanita tua itu, hingga aku mengajak nya kepada yang lebih berwenang yaitu polisi setempat.
Dalam hatiku berkata, “mengapa, penjahat itu tega mencuri dari wanita tua? Mengapa penjahat itu tidak mencuri saja dari pejabat korupsi yang tak berperasaan mengambil uang rakyat atau bos besar yang menindas karyawannya?”

##

Nama ku Iyan saat ini aku kuliah di PTS sekitar jakarta selatan semester 3 mengambil jurusan broadcasting. Aku punya sebuah kisah cinta, kisah cinta ini terjadi sekitar 5 tahun lalu ketika aku harus melepaskan belahan jiwaku demi jalan terbaik untuk nya. Kisah ini berawal dari aku bertemu dengannya 5 tahun lalu, seorang wanita berambut panjang dengan senyuman yang indah berparas wajah yang biasa saja namun entah kenapa aku langsung tahu bahwa dia adalah orang yang aku cari selama ini. Dia menyebut namanya Reni . Kita memasuki waktu 5 tahun itu.


Saat ini aku masih bekerja di sebuah perusahaan dengan bayaran yang terbilang kecil bila dibandingkan dengan perusahaan yang selevel dengannya, namun itu tidak menjadi masalah karena saat ini ada yang lebih penting daripada memikirkan dan berbicara bayaran kerja yang tak ada habis nya.

Setelah aku bertemu dan berkenalan dengan Reni entah mengapa aku selalu ingin bertemu dengannya lagi, mengobrol, jalan berdua, tawa canda bersama namun sayangnya itu masih sekedar khayalan, karena aku belum tahu apakah Reni sudah memiliki pacar atau belum.
Rasa penasaran ku terus menyiksa batinku, pada akhirnya aku pun kerumah nya bersama sepupuku. Kebetulan Sepupuku adalah temannya Reni waktu SMP sehingga ketika mereka berdua bertemu bagaikan ibu-ibu arisan yang tak lepas dari gosip. Maklum itu sudah menjadi dasar wanita. 

Setelah dari rumahnya Reni, aku langsung menginterogasi sepupuku untuk menceritakan tentang Reni, lalu sepupuku bilang bahwa Reni telah memiliki pacar. Setelah mendengar nya, semangat ku langsung melemah namun harapan untuk memiliki nya tetap ada.

Sekitar 2 minggu berlalu, aku tak mendapat kabar apa-apa tentang Reni.

Ku jalani hari-hariku dengan flat alias biasa-biasa saja, nothing special hanya saja sekarang lebih didominasi oleh menunggu kabar tentang Reni.
Keesokannya, aku mendapat telepon dari sepupuku 

“halo yan, lu liburkan hari ini?kalo libur lu kerumah gue sekarang ya. Pokoknya harus datang,  titik”

Tut...tut....tut.....

tak sempet menjawab, sudah terdengar suara telepon terputus. Aku kerumah sepupuku, ketika aku berada di depan rumahnya, sepupuku langsung menyambutku dengan ocehan ga jelas, aku langsung masuk tanpa permisi namun setelah aku melewati ruang tamu nya, aku melihat sesosok wanita sedang duduk dengan penglihatanku yang sekilas, aku jalan mundur kembali dan melihat sosok itu lagi, ternyata!!! Reni sedang duduk disana.

“eh, ada Reni, apa kabar?” ucapku
“baik, kamu gimana kabarnya?” ucap Reni
“alhamdulillah baik juga, udah dikasih minum belum?” ucapku
“ini baru mau gue sediain, oh ya Ren, mau minum apa, air putih hangat atau air putih dingin dan maaf aja nih disini cuma ada air putih” sela sepupuku
“terserah apa aja” ucap Reni
“oh ya udah , tunggu bentar ya” jawab sepupuku
“iya bentar ya Ren, w juga mau kebelakang” sambungku
Ku ikuti sepupuku ke dapur dengan rasa Gregetan karena tidak bilang ada Reni dirumahnya. Di dapur aku langsung berdebat dengan sepupuku.
Beberapa menit kemudian
“sori ya ren, agak lama tadi ada cecurut di dapur, berisik” ucap sepupuku
Reni hanya tersenyum dan kami bertiga mulai membicarakan sebuah topik.
Tak terasa waktu terasa begitu cepat, Reni pun pamit pulang dan
“yan, lusa ada acara ga?” ucap Reni
“Mmm...engga ada, kenapa?” jawabku
“kamu mau ga anterin aku jenguk teman?kalo kamu ga bisa ya gpp ...” tanya Reni
“........” diamku
“kalo kamu ga bisa ya jangan dipaksain yan, makasih sebelumnya”  ucapnya
Ketika Reni ingin menjalankan motor nya ,
“tunggu Ren, lusa w bisa kok nganterin, tadi w Cuma kaget aja lu bisa bilang gitu” ucapku
Reni hanya tersenyum dan melaju dengan motor nya.

##

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku kerumah Reni untuk menjemputnya setelah itu langsung kerumah temannya. Sehabis dari rumah temannya, aku mengajak nya makan bakso di sebuah taman.
“Ren, emang ada festival atau pasar malam ya disini, kok rame banget ?” tanyaku polos
“Mmm .. aku ga tau juga tapi sekarang kan malam minggu” jawab Reni
“oh malam minggu,,” ucapku belum sadar
“Loh malam minggu ya sekarang, emangnya ga dicariin sama pacarnya,nanti w bisa kena damprat lagi, yuk pulang!” sambungku
Reni tertawa melihat tingkah laku ku, “ih kamu lebay banget sih, tenang aja lagi, aku tuh udah putus sama pacarku dari seminggu yang lalu” ucap Reni
“maksudnya?” tanyaku
Reni menceritakan semua nya.

Keesokannya dan selama sekitar 2 bulanan aku dengan Reni sering bertemu, mengobrol, jalan berdua, tawa canda bersama namun kini nyata bukan khayalan. Setelah itu aku meyakinkan diri untuk mencoba bertanya pada Reni “Do you want to be my girlfriend?” and she said “yes i do”. Oh Thanks God !! dunia ini seakan berhenti berputar sementara.

Kujalani hari dengan membuka kertas baru dengannya, kugoreskan tinta kebahagiaan dengan tulisan berhiaskan bunga terindah dunia. Aku merasakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya bagaikan surga dunia.

Kebahagiaanku tak terasa sudah berjalan 1 tahun kurang 1 hari, esok nya aku berniat merayakan hari jadi 1 tahun dengan Reni dengan memberikan suprise. Rencana sudah tersusun dengan baik, aku pun berencana menjemputnya dengan membawa setangkai bunga mawar. Sesampai dirumahnya, aku tidak bertemu dengan Reni, orangtua nya bilang bahwa Reni sedang keluar dengan Agus (mantan Reni). Aku langsung tersentak kaget, aku bertanya kembali untuk meyakinkan

“Reni pergi sama agus, bu?” tanya ku
“ia” sahut ibunya

Aku menunggu cukup lama namun Reni tak kunjung juga datang akhirnya aku pamit dari rumahnya dan menuju tempat dimana aku sering menghabiskan waktu berdua dengan Reni.
Rasa khawatir mulai merasuki ku, namun masih tersadarkan oleh rasa percaya ku pada Reni. Setelah aku memutuskan untuk tetap percaya dengan Reni, aku berjalan menuju parkiran untuk pulang namun langkah ku berhenti ketika aku melihat Reni sedang berpelukan mesra di motor bersama seorang cowok melintas di depanku dan Reni pun melihatku sedang berdiri kaku menatapnya namun dia menolehkan pandangannya. Aku hanya terdiam tak percaya dengan apa yang kulihat dan tak sadar setangkai bunga mawar yang ku pegang, terlepas dari genggamanku.

Jantungku terasa sesak, seperti  beribu jarum menusuk jantungku. Sadar tak sadar aku telah memasuki ruang hampa tak berpenghuni, semua terasa kedap suara dan gelap, seakan aku tak mengenal siapa diriku. Tak ada kata-kata yang bisa terucap saat itu, aku hanya bisa berjalan mengambil sepeda motor dan mengendarai menuju pulang. Selama perjalanan, aku masih dilanda oleh rasa tak percaya dan terus muncul sebuah kata pertanyaan yaitu mengapa?. Hujanpun turun sangat deras di hiasi dengan kilat disusul suara gemuruh petir, semua itu tak menghentikan ku untuk berteduh.
Ke esokannya aku sakit meriang selama beberapa hari namun Reni,  aku sungguh tak mendengar kabar tentangnya. Aku memutuskan ini semua sudah berakhir, cukup sampai disini.

Seminggu kemudian aku kerumahnya, saat aku bertemu dengannya, tidak terlihat rasa bersalah sedikitpun, sehingga membuatku lebih yakin untuk mengakhiri semuanya.
Di sebuah taman, aku duduk berdua dengannya, aku menanyakan kejadian waktu itu, awalnya Reni mengelak, aku meyakinkan Reni bahwa aku serius berbicara seperti itu, akhirnya Reni pun melontarkan beribu alasan untuk meyakinkan ku tapi tak bisa aku terima lagi. Reni pun menyadari itu dan lebih memilih diam tak melanjutkan alasan nya. Aku bertanya padanya  dengan menatap matanya 

“Ren, mau dibawa kemana hubungan ini?kalau memang kamu sudah ga mau bersamaku, oke, semua baik-baik saja tapi ga harus kayak gini caranya”
Reni hanya terdiam,
“Oke, aku rasa...hubungan kita cukup sampai disini aja” sambungku
Sekitar 1 tahun lebih 2 minggu, hubunganku dengan Reni berakhir.

##

2 tahun aku tak bertemu dengan Reni  namun aku masih mendengar kabar tentang nya dari sepupuku dan entah mengapa aku masih selalu memikirkannya. Setelah pulang kerja, aku berbaring lelah di tempat tidurku.

Drrtt .... Drrrtt .... Drrrtt ....

Aku merasakan getaran dikasurku, aku langsung bangun dan mencari asal getaran itu. Ternyata ada panggilan masuk dengan nomor yang tak ku kenali, aku mengangkatnya

“halo?” sahutku menjawab telepon
“halo?” suara wanita menjawab dengan suara meniru
“ini siapa?” sahutku lagi ,
“ini siapa?” jawabnya dengan suara meniru lagi

Aku langsung menutupnya , beberapa menit detik kemudian ada panggilan masuk lagi dengan nomor yang sama. Aku angkat namun tak kujawab. Beberapa detik kemudian, terdengar suara berbicara “halo” di seberang sana, pertama aku tak menghiraukan, suara itu muncul lagi namun kini dengan 2 kata “halo,yan”, mendengar namaku disebut besar kemungkinan orang di seberang sana mengenalku.

“ya halo, ini siapa?” jawabku
“ini aku Reni,masih inget kan ma aku?” tanya nya
“iya , aku masih inget kok, ada apa Ren?” jawabku
“gimana kabar kamu?” tanya nya lagi
“baik, ada apa Ren?” balik kutanya
“kok sombong banget sh skrng” sahutnya
“engga, biasa aja kayaknya, ada apa Ren?” tanya ku untuk yang ke berapa kalinya
“kita bisa ketemu ga, ada yang pengen aku omongin nih sama kamu” jawabnya
“apa lagi yang harus di omongin!” sahutku dengan sedikit rasa kesal
“aku tahu kamu masih marah sama aku, tapi please aku pengen ketemu sama kamu untuk terakhir kalinya” bujuknya
Aku diam berpikir lalu akhirnya aku menyetujui bertemu dengan nya untuk terakhir kalinya karena aku juga mempunyai sebuah pertanyaan untuknya.

##

Sore Hari, aku dalam perjalanan bersama Reni.
“kita mau kemana?” tanya ku
“Mmm ... aku mau nonton bioskop , ada film yang aku mau tonton” jawabnya
“nonton bioskop? Kenapa harus sama aku!” sahutku
“please, untuk terakhir kali nya, mau kan?” tanya Reni
Tanpa kujawab, entah mengapa hati ini menuruti nya walaupun mulut ini ingin berkata “tidak”. Sesampai di bioskop Reni yang memilih Film nya dan kita berdua menunggu beberapa menit dengan diam membisu lalu panggilan untuk masuk teater pun terdengar, Kita berdua pun masuk.

Film yang kita berdua tonton bercerita tentang cinta sejati namun hubungan mereka tidak berjalan dengan baik, sehingga terjadi pembunuhan sebelum pada akhirnya salah satu dari mereka harus ada yang mengalah demi cinta mereka.
Memang membosankan film tersebut karena menurutku cerita tersebut sudah pasaran alias sudah banyak film yang membuat cerita seperti itu hanya kemasan nya saja yang dibuat berbeda namun tidak bagi Reni.
Reni terlihat menghayati film tersebut lain hal nya denganku yang sudah terkantuk-kantuk menonton nya, entah karena film nya yang membosankan atau suasana yang memang garing. Sesekali aku melihat Reni,sesekali juga aku menguap karena mengantuk, entah Reni menyadari hal itu atau tidak.
Diam membisu menghiasi warna saat berdua terakhir kita. Ketika film itu sedang menceritakan tentang sebuah drama cinta antara kedua tokoh laki-laki dan perempuan, Reni memegang tanganku. aku sedikit kaget dengan tindakan Reni namun lagi-lagi hati ini berkata “iya”. Tanpa kusadari perlahan aku melihat wajah nya, aku tak percaya bahwa orang yang aku tatap saat ini adalah orang yang aku cintai dan orang yang sudah menghianatiku namun sebentar lagi, dia akan hanya tinggal kenangan masa lalu.
Bayangan indah saat berdua dahulu terlintas dipikiranku, Saat aku melihat wajah nya, dari rambutnya yang panjang , parasnya, matanya, hidung nya, bibir nya lalu kembali lagi ke matanya dan tanpa kusadari Reni menatapku juga. Wajah nya makin lama makin mendekat, makin terlihat indah wajahnya. Entah aku sadar atau tidak kecupan bibir manis Reni menyentuh bibirku yang kelu, sebuah hal yang tidak harus terjadi itupun menjadi hal yang sudah terjadi. Setelah kejadian itu, aku hanya bisa diam.

##

Di sebuah taman dekat dari lokasi bioskop, selesai dari acara menonton. Malam hari, aku duduk bedua dengan Reni, ditemani oleh pepohonan serta pemandangan entah kolam buatan atau danau buatan berada di depan kita. Suasana taman nya cukup ramai, kita berdua masih terdiam membisu entah karena kejadian di dalam bioskop atau hal lain, aku tidak mengerti.

“Ehm, kayak nya kemarin ada yang pengen ngomong sesuatu?” ucapku mencairkan suasana
Reni tetap diam lalu
“yan, sebenarnya aku masih sayang sama kamu, selama kita berdua ga ketemu, ga tau kenapa aku selalu kangen sama kamu...” ucap Reni
Aku hanya diam tak percaya mendengar ucapan dari Reni.
“aku selalu berharap kita bisa seperti dulu lagi” sambung Reni
“tunggu dulu, Mmm... jujur semenjak Reni pergi, aku menjadi orang yang ga pernah bisa serius lagi soal cinta, aku selalu menganggap bahwa semua itu adalah kebohongan dan sekarang aku mau tanya ke kamu, Dulu ...!!” kutekan kan kata “dulu”
“waktu kita memiliki hubungan pacaran, apa kamu memiliki rasa sayang sama aku?” sambungku
“jujur Yan, Dulu aku nerima kamu karena aku masih berpikiran ingin seperti anak-anak sekampungku yang memiliki banyak pacar tapi....” Ucap Reni namun ku putus
“Oouu,, jadi itu jawabannya yang selama ini aku nantikan, aku kira kamu benar-benar sayang sama aku, ... iya aku udah ngerti sekarang” sambungku
“maafin aku yan, kalo memang itu udah membuat kamu kecewa tapi sekarang aku sadar kalau cinta kamu itu tulus dan aku menyesal, aku masih sayang sama kamu yan” kata Reni
“Cukup Ren, semakin kamu bilang masih sayang sama aku, itu membuat aku semakin benci sama kamu, karena aku mendengar bahwa kamu ingin menikah, kamu menganggap aku laki-laki seperti apa bertemu dan mendengar ucapan masih sayang dari calon istri orang” ucapku kesal
Reni kaget mendengar ku mengucapkan itu
“sebenarnya aku juga masih bimbang karena kamu yan,aku ga bisa lupain kamu,tapi aku juga ga mau sakiti dia karena aku juga sayang dengan dia ....” ucap Reni
“aku bingung yan harus melakukan apa?” sambung Reni
Kita berdua diam beberapa menit lalu
“kenapa kamu harus bingung dan apa yang kamu pikirkan. Ren, seandainya saja waktu bisa diputar kembali, lebih baik aku kembali ke masa dimana aku belum mengerti tentang cinta...”
“Ren, aku tahu kalau kamu udah tahu dari awal kalau kita ga mungkin bisa bersama lagi karena ...” ucapku terputus
“maka dari itu yan, aku menyesal udah menghianati kamu, aku janji kalau kamu memberikanku kesempatan kedua aku ga akan menyakiti kamu lagi” ucap Reni
“Maafin aku ... walaupun aku juga masih sayang sama kamu, aku ga mau kamu menyia-nyiakan rasa cinta nya demi cinta cinta lama yang mungkin ga seindah dulu dan aku juga ga mau kamu sakiti dia seperti apa yang telah kamu lakukan ke aku, cukup aku aja yang merasakan semua itu” ucapku
“iya, Reni mengerti ... beruntung cewek yang bisa dapetin kamu, karena kamu benar-benar udah beda sama yang dulu, kamu yang sekarang sangat lebih baik dari yang dulu dan cowok lain karena kamu yang sekarang merupakan tipe idaman setiap cewek, semoga kamu bahagia yan” ucap reni dengan sedikit tetesan airmata
“Ren, jangan nangis di depanku, kamu tau kan kalau aku paling benci ngeliat cewek nangis” kataku
“ga kok, aku ga nangis .... pulang yuk, udah malam!!” ajak nya
Selama di perjalanan, aku masih mendengar isak tangisnya yang membuatku sedikit kesal lalu tiba-tiba aku merasakan uluran tangan mengerat tubuhku.

Pelukan dari nya .... !!!

##

Sesampai dirumahnya.

“Yan, makasih ya untuk malam ini ... Mmm, yan. Aku Cuma mau mastiin aja, apa kamu benar-benar tidak memiliki lagi perasaan sayang sama aku?” ucap reni
Ku tatap matanya dengan baik dan memegang tangannya.
“Ren, dengar baik-baik ya, AKU ... SUDAH .... TIDAK ADA ... PERASAAN ... APAPUN SAMA KAMU “  ucapku mengeja pelan-pelan
Dalam hatiku mengatakan berlawanan ‘aku juga masih sayang sama kamu Ren’
“kamu jangan bimbang lagi ya Ren, bukannya dulu kamu pernah bilang kalau kamu sangat memimpikan yang namanya menikah tapi kenapa sekarang kamu malah ingin menolak yang ada di depan mata ... ” ucapku
“aku kan selalu ada disisimu asalkan kamu bahagia dengannya, jangan kamu sakiti dia ya ... kamu tenang aja aku akan bahagia kalau kamu bahagia” sambungku
Reni akhirnya tersenyum
“iya, makasih ya yan, aku boleh undang kamu kan di acara pernikahan aku nanti?” tanya Reni
Aku hanya tersenyum dan aku pamit pulang.

##

Setelah malam itu aku bertekad untuk melupakan semua tentang nya, kusimpan segala kenangan bersamanya.
Tak terasa setengah tahun berlalu, saat ini aku berada di luar kota. Tujuanku keluar kota hanya untuk menata diriku yang telah hancur karena kisah itu, mencari jati diriku di kota asing ini. Aku bekerja disebuah perusahaan jasa percetakan dan akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita yang mencintaiku lalu aku mendapat kabar bahwa aku mendapat undangan pernikahan dari Reni.
Aku tersenyum bahagia mendengar kabar itu dan 1 kalimat terakhir untuk Reni
“selamat menempuh hidup baru dan semoga kamu bahagia. aku harap, kamu juga bisa merasakan kebahagiaan yang kurasakan saat ini”

The End

Penulis : Khalid Nurdien

3 komentar:

  1. Waduh.... storynya bagus bener lid, bagus buat sinetron lepas nih :-) btw hampir mirip dengan kisah saya dulu & alhamdulillah sekarang sudah mendapat penggantinya walaupun masih mencintai xx :-) tetapi cinta tidak harus memiliki....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah kalo gitu bang ipunk , masa lalu biarlah jadi masa lalu , kadang nyesak juga sih kalo tau realita nya cinta tidak harus memiliki.

    BalasHapus
  3. If you're trying to burn fat then you have to jump on this brand new personalized keto plan.

    To produce this keto diet service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have united to develop keto meal plans that are powerful, convenient, cost-efficient, and fun.

    Since their launch in 2019, 1000's of clients have already completely transformed their figure and well-being with the benefits a great keto plan can provide.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto plan.

    BalasHapus