Minggu, 27 Mei 2012

Entrepreneur atau Wirausaha


2.1  Perkembangan Wirausaha di Indonesia
Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini. Menjadi Entrepreneur merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha adalah jalan menuju kekayaan.
Bagaimana dengan di Indonesia? Wacana mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun 90an dengan usungan program pemerintah yang bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkn Kewirausahaan (GMNK). Setelah itu, pemerintah mulai giat juga mendorong pertumbuhan kewirausahaan khususnya melalui program-program yang dibuat oleh kementrian Koperasi dan UKM.
Belakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.
Kemajuan Internet dan terbentuknya komunitas-komunitas wirausaha juga turut memberikan dampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Komunitas seperti Tangan di Atas (TDA), Indonesia Young Entrepreneur (IYE), atau komunitas yang terbentuk dari Forum Internet seperti Kaskus Entrepreneur Corner (EC) serta komunitas wirausaha dengan industri spesifik misalkan Forum Web Anak Bandung (FOWAB) yang merupakan wadah kumpul-kumpul pelaku IT.
Peran media dan lembaga-lembaga terkait pun tak kalah penting. Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan penghargaan, ekspo, pameran bagi wirausaha membuat topik ini menjadi selalu hangat sepanjang tahun. Perusahaan Konsultan Manajemen sekelas Earns & Young (EY) misalnya setiap tahun selalu memberikan penghargaan EY Entrepreneurs of The Year kepada wirausaha yang dinilai berhasil dalam bidangnya. Ditambah lagi dengan beragam penghargaan lain yang diberikan baik oleh pemerintah secara langsung memberikan daya ungkit yang terus mengangkat kemajuan kewirausahaan di Indonesia. (AA).

2.2  Sejarah Wirausaha
            Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755 Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha keci Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausaha. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

2.3  Pengaruh sejarah terhadap kewirausahaan di Indonesia
Sejarah merupakan rekaman jejak perjalanan hidup manusia pada masa lampau. Pengalaman tersebut mencakup usaha manusia dalam mengupayakan perubahan dalam hidupnya dari aspek politik ekonomi, sosial, dan budaya. Pengalaman tersebut menjadi titik tolak dalam membangun kehidupan masa kini dan merencanakan masa depan.
Dalam perjalanan hidupnya manusia menemukan nilai sebuah kehidupan. Nilai-nilai berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang. Dengan kata lain, ada hikmah dalam suatu kejadian masa lampau untuk menjadi sebuah pelajaran untuk manusia itu sendiri. Selain itu, sejarah juga dapat memberi implikasi pada kehidupan masa kini, misalnya pengaruh sejarah terhadap kewirausahaan di Indonesia.
Jumlah wirausaha di Indonesia saat ini masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Banyak analisis para ahli yang mengungkapkan penyebab rendahnya jumlah wirausaha, antara lain karena perilaku orang Indonesia itu sendiri. Masalah mental dan budaya menjadi faktor utama karena umumnya orang Indonesia tidak mau mengambil resiko. Hal tersebut berjalan hingga kini.
Bangsa Indonesia terkenal akan kekayaan alam yang melimpah mendorong imperialisme dan kolonialisme bangsa Barat, yang pada awalnya hanya berdagang saja. Upaya penjajahan tersebut meliputi eksploitasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Bentuk eksploitasi tersebut dialkukan dengan tanam paksa, kerja paksa, monopoli perdagangan, maupun bentuk yang lainnya.
Rakyat Indonesia pada saat itu umumnya merupakan kelas bawah dalam status sosial. Rakyat dijadikan sebagai tenaga kerja paksa dengan gaji murah dan terbiasa dengan penindasan. Kebiasaan yang seperti ini secara tidak langsung memberi efek psikologis rakyat Indonesia yang bermental kuli, maksudnya akan bekerja apabila ada perintah.
Sektor pendidikan yang diharapkan akan membawa perubahan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pendidikan pada masa kolonialisme Belanda difokuskan untuk menyiapkan orang yang akan dipekerjakan sebagai kaki tangan pemerintah kolonial dan hanya dinikmati oleh segelintir orang. Setelah menempuh pendidikan mereka akan menempati posisi strategis untuk melanggengkan pemerintah konial. Hal ini berpengaruh pada urgensi pendidiakn yang melahirkan manusia yang memiliki intelektual dan berakhlak mulia mengarah pada bentuk sekulerisme. Ijazah menjadi sesuatu yang diagungkan untuk mendapat posisi penting dalam masyarakat. Dengan demikian menerapkan mental priyayi dengan tidak ingin bersusah payah. Setidaknya itulah implikasi pendidikan masa colonial yang tetap berlangsung hingga saat ini.
Fakta yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia membawa pengaruh terhadap kewirausahaan di Indonesia. Pendidikan menjadi aspek penting dalam pengaruh kewirausahaan. Untuk mendorong perkembangan kewirausahaan pendidikan patut dijadikan sebagai sarana pengembangan dengan menanamkan pendidikan kewirausahaan semenjak dini.

2.4  Definisi Wirausaha
            Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha.

Entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa
Inggris,menurut Holt (1992), berasal dari bahasa Prancis yakni
dari entreprendre.The Concise Oxford French Dictionary (1980)
mengartikan entreprendre sebagai to undertake (menjalankan,
melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to
attempt (mencoba, berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata
unternerhmer yang diturunkan dari katakerja unternehmen yang berarti
sama dengan arti entrepreneur (Sukardi, 1991). Dalam bahasa
Indonesia Kata “wirausaha” merupakan gabungan kata wira (=gagah
berani,perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah
berani atau perkasa dala8m usaha.
Ide dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter seorang pakar
strategi melihat entrepreneur adalah sebuah proses “destruktif yang
kreatif”, dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada
dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu
entrepreneuship berkaitan dengan penemuan, pendayagunaan peluangpeluang
yang menguntungkan. Dengan kata lain fungsi spesifik dari
entreprenur adalah inovasi. Inovasi berarti penciptaan nilai sebagai
sumber keunggulan kompetitif. Tanpa inovasi cara/metode baru tidak
akan pernah ditemukan. Melalui inovasi, para entrepreneur akan terus
melakukan ekspansi memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah
pelanggan meningkatkan penjualan dan laba.

            Konsep entrepreneurship (kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya, entrepreneur adalah seseorang yang memilii kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lain adalah seorang yang ingin bekerja untuk dirinya.
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
            Devinisi entrepreneurship dari ekonomi Austria “Joseph Schumpeter” menekankan pada inovasi
  1. ·         Produk
  2. ·         Metode produksi baru
  3. ·         Pasar baru
  4. ·         Bentuk baru dari organisasi


2.5  Proses dan Tahapan wirausaha

            Proses wirausaha
            Proses untuk mengembangkan usaha baru terjadi pada peroses kewirausahaan (entrepreneurial process), yang melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus menemukan, mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan mengatasi kekuatan yang menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Kekuatan yang menghalangi terciptanya sesuatu yang baru. Menurut para ahli, proses ini memiliki 4 tahap yang berbeda antara lain
Seperti : ( hisrich , peters & sheperd , 2008 )
                                    a). Indetifikasi & evaluasi peluang.
Indentifikasi peluang ( opportunity identification ) & evaluasi adalah ketika seorang pengusaha memiliki ketajaman melihat kemungkinan pada beberapa kasus, pembentukan mekanisme yang dapat mengindentifikasikan peluang potensial.
                                    b). Pengembangan rencana bisnis
Rencana bisnis yang baik adalah penting untuk mengembangkan peluang & menentukan sumber daya yang di butuhkan, mendapatkan sumber daya tersebut, serta mengelola usaha baru tersebut dengan sukses.
                                    c). Penerapan sumber daya.
            Seorang pengusaha yang mampu menentukan sumber daya yang di butuhkan untuk memanfaatkan peluang, dengan penilaian sumber daya yang tengah di miliki, membedakan sumber daya yang keritis dari sumber daya. Pengusaha juga harus menilai resiko terburuk terkait dengan sumber daya yang tidak cukup ataupun tidak tepat.
                                    d). Manajemen perusahaan
            Meliputi mengimplementasi gaya dan struktur manajemen, serta penentuan variable-variable kunci kesuksessan. Sebuah sistem pengendali harus di tetepkan, sehingga setiap wilayah masalah dapat segera di identifikasi dan di selesaikan.

Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
a.)    Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
b.)   Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi
c.)    Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d.) Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil

2.6  Karakteristik wirausaha .
            Berusaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan d alma , 2008)an keinginan pengusaha tidak sdikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Namun banyak juga wirausahawan yang berhasil untuk beberapa generasi. Bahkan, banyak pengusaha yang semula hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya keberhasilan atas usaha yang di jalankan memang merupakan harapan pengusaha. Beberapa karakteristik entrepreneur tersebut kekhasan dalam diri entrepreneur tersebut ( Alma , 2008 ) yaitu.
a). Percaya diri
            Seorang entrepreneur yang sudah matang jasmani dan rohaninya, tidak bergantung pada orang lain, seorang yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif dan kritis.
                                    b). Berorientasi tugas dan hasil
            Seoarang entrepreneur yang memiliki kebutuhan haus akan prestasi, berorientasi pada laba/ hasil, tekun & energik / penuh inisiatif.
                                    c). Pengambil resiko
Seorang entrepreneur yang mampu mengambil resiko dan suka pada tantangan.
d). Kepemipinan.
Seorang entrepreneur yang mampu memimpin bawahan, mampu bergaul dengan orang lain, cepat menanggapi saran dan kritik
e). Keorisinilan.
Seorang entrepreneur yang tidak hanya mengekor pada orang lain, tapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisnil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
f). Berorientasi ke masa depan.
Seorang entrepreneur yang selalu memiliki pandangan kedepan, inovatif, berjiwa pemimpin, pengambil keputusan, sikap tanggap terhadap perubahan, bekerja ekonomis, dan evisien, visi masa depan, sikap terhadap resiko.
g). Kreatifitas.
Seorang entrepreneur memiliki daya kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan hal lain yang baru untuk berinovasi.
  
2.7  Ciri, Sifat dan Sikap Wirausaha
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
  • Percaya diri
  • Berorientasikan tugas dan hasil
  • Pengambil risiko
  • Kepemimpinan
  • Keorisinilan
  • Berorientasi ke masa depan
  • Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. 
  • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
·         Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakanSifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
·         Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
·         Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
·         Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
·         Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
·         Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya..Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

2.8   Kelebihan Wirausaha
  •  Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya
  • Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif
  • Siap mental untuk menyergap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kesiapan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif
  • Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan
  • Mempunyai daya penggerak diri yang selalu menimbulkan inisiatif
  • Tahu mensyukuri dirinya, sang waktu, dan mensyukuri lingkungannya
  • Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah
  • Memajukan limngkungannya dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya sendiri.
  • Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung, dan membuat anggaran waktu dan uang
  • Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan, pengalaman pahit, dan berprihatin
  • Menguasai kemampuan menjual, memiliki kepemimpinan, kemampuan memperhitungkan risiko, dan mengamalkan Pancasila
  • Mereka berwatak maju dan cerdik serta percaya diri sendiri
  • Menyadari arti master plan dan team work serta membiasakan memberi lebih dari apa yang diterima
  • Mampu memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya
  • Berkepribadian yang menarik, seni berbicara, dan seni bergaul
  • Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah
  • Memperhatikan kesehatan diri
  • Menjauhkan diri dari sifat iri, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir, dan ragur-ragu
  • Tunduk dan bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa untuk mendapatkan ridlanya, beriman dan memperhatikan hukum alam, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman
  • Tangguh menghadapi persaingan dan patuh membayar pajak.
2.9  Faktor-faktor yang merugikan wirausaha :
  • Orang yang hidup pasif dan menyerah pada keadaan
  • Orang yang berjiwa lemah
  • Mental rendah diri
  • Faktor personalitas
  • Kebiasaan yang tidak baik

1 komentar: